Langkah - langkah yang perlu dilakukan dalam menerima telepon
1.
Telepon dari luar
melalui saluran langsung (tidak melalui operator).
Caranya :
a.
Menyebutkan nama
perusahaan atau organisasi tempat anda bekerja.
b.
Mengucapkan salam
: “Selamat Pagi/Siang/Petang”
c.
Menanyakan apakah
ada yang dapat dibantu atau ingin bicara dengan siapa.
Contoh : “PT Triguna, selamat pagi, ada yang dapat
dibantu?”
2.
Telepon dari luar
melalui saluran tak langsung.
Melalui sentral telepon internal, baru kemudian
disalurkan ke pesawat-pesawat telepon yang ada diperusahaan
Caranya :
a.
Menyebutkan nama
satuan kerja (tidak perlu menyebutkan nama perusahaan).
b.
Mengucapkan salam
: “Selamat Pagi/Siang/Petang”
c.
Menanyakan apakah
ada yang dapat dibantu atau ingin bicara dengan siapa.
Contoh : “Ruang General Manager, selamat siang, ada
yang dapat dibantu ?”
3.
Penelepon yang
belum atau tidak dikenal.
Caranya :
Sama seperti yang sudah dijalskan pada point 1 atau 2,
lalu seperti ada umumnya enelepon sebelum ditanya telah menjelaskan
identitasnya serta perihal yang akan dibicarakan dengan pimpinan.
·
Apabila perihal
yang akan dibicarakan memang ada relevansinya dengan wewenang dan tanggung
jawab pimpinan, dan pimpinan sedang ada di tempat, cara yang perlu dilakukan
adalah menghubungkan penelepon dengan pimpanan, didahului dengan ucapan :
“Maaf, tunggu sebentar”. Tetapi bila pimpinan sedang tak berada di tempat, maka
kita harus menjelaskannya.
·
Apabila penelepon
hanya mengatakan ingin bicara dengan pimpinan dan mengatakan keperluannya
tetapi belum menyebutkan identitasnya, maka sekretaris harus menanyakan
identitas penelepon.
·
Apabila penelepon
mau mengatakan identitas dirinya, maka kita harus menanyakan keperluannya.
·
Apabila penelepon
hanya mau menyebutkan keperluannya, dan ia mendesak ingin bicara dengan
pimpinan, maka kita harus melaporkan hal itu kepada pimpinan.
·
Menghadapi
penelepon yang hanya mau menyebutkan identitasnya tetapi belum mengungkapkan
keperluannya, maka kita harus memberitahukan bahwa pimpinan sedang tidak ada di
tempat atau pimpinan sedang rapat, lalu tanyakan hal yang ingin dibicarakan.
Seandainya hal yang akan dibicarakan tersebut, bukan wewenang dan tanggung
jawab pimpinan, kita dapat memberitahukan penelepon bahwa ia salah alamat.
4.
Penelepon yang
telah dikenal
Kita harus bersikap lebih ramah dan jangan bersikap
sangat formal dalam menyapa dan bertanya kepada penelepon yang adalah pejabat
yang telah kita kenal. Usahakan bersikap warm
welcome, penuh persahabatan. Begitu pula dalam menghadapi penelepon yang
telah dikenal nama dan jabatannya, walaupun mungkin baru saat itu menelepon
untuk pertama kalinya. Langkah-langkah formal seperti menanyakan keperluan atau
perihal sudah tidak perlu dilakukan. Akan tetapi kita tetap perlu menjaga
etiket dan sopan santun dalam melayani telepon untuk pimpinan, terutama
terhadap penelepon yang sudah dikenal akan tetapi hubungannya dengan pimpinan
bersifat sangat formal.
Kita
harus mengetahui kedudukan si penelepon apakah lebih tinggi, sederajat atau
lebih rendah dibangingkan dengan pimpinan, karena ada etiket yang mengatur tata
cara menyambungkan telepon untuk pimpinan berdasarkan tingkat jabatan
penelepon.
a.
Langkah-langkah
menghadapi penelepon yang memiliki jabatan yang lebih tinggi dari pimpinan :
1. Menyebutkan nama perusahaan / organisasi.
2. Mengucapkan salam “Selamat Pagi/Siang/Petang”
3. Menanyakan “Ada yang dapat dibantu” atau menanyakan
“Ingin bicara dengan siapa?”
4. Setelah mengetahui siapa yang akan berbicara dengan
pimpinan, lalu hubungkan dengan pimpinan sambil melaporkan bahwa Bapak Agus
ingin berbicara, sekarang (sekretaris/asisten) yang ada di saluran dua.
b.
Langkah-langkah
menghadapi penelepon yang memiliki kedudukan setingkat atau lebih rendah
daripada pimpinan :
1. Menyebutkan nama perusahaan / organisasi.
2. Mengucapkan salam “Selamat Pagi/Siang/Petang”.
3. Menanyakan “Ada yang dapat dibantu?” atau menanyakan
“Ingin bicara dengan siapa?”
4. Setelah mengetahui siapa yang akan berbicara dengan
pimpinan, silahkan yang akan berbicara itu “on the line” dengan anda terlebih
dahulu.
5. Setelah memastikan yang sedang “on the line” adalah
pejabat yang dimaksud, barulah dihubungkan dengan pimpinan, sambil melapor
bahwa Bapak Unggul ingin bicara, di saluran satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar